|
|
|
|
|
|
|
Tentang Sinematek Indonesia
Sinematek
Indonesia dirintis sejak Januari 1971 dalam lingkungan LPKJ (sekarang IKJ)
dengan nama Pusat Dokumentasi Film. Jadi bukan arsip film, melainkan hanya
menghimpun dokumen-dokumen untuk kepentingan penulisan sejarah film Indonesia
guna diajarkan di LPKJ. Sejak tahun 1973, setelah mendapatkan orientasi di
Nederland dan Eropa, barulah muncul gagasan mendirikan arsip film.
Sejak tahun 1973 badan ini selalu ikut memeriahkan FFI dengan
penyelenggaraan Pameran Sejarah Film Indonesia, yang selalu menarik perhatian.
Pada 20 Oktober 1975 berdirilah Sinematek Indonesia (SI) dengan SK Gubernur
DKI bersamaan dengan berdirinya gedung/lembaga Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail.
SI merupakan penghuni utama Pusat Perfilman, dan kepala Sinematek merupakan
pimpinan PP bersama direktur. Pusat Perfilman menyediakan fasilitas ruangan bagi
sekretariat semua organisasi perfilman dan Yayasan Artis Film. Semuanya
berstatus sebagai penyewa.
SI merupakan arsip film pertama di Asia tenggara. Tahun 1978 diterima
bergabung dalam FIAF (Federation Internasionale des Archives du Film), dan
merupakan arsip pertama di Asia yang tergabung dalam asosiasi internasional.
Sejak Juli 1997, Sinematek Indonesia berada di gedung baru Pusat Perfilman
Haji Usmar Ismail, Jl. HR. Rasuna Said, kav. C-22 Kuningan - Jakarta 12940.
Kantor sekretariat dan bagian dokumentasi berada di lantai 4, perpustakaan
berada di lantai 5 serta ruang penyimpanan dan perawatan berada di lantai dasar
(basement).
Ruang penyimpanan film, prasarana paling vital dari lembaga ini,
bertemperatur 5 - 7 derajat Celcius dengan kelembaban 45% - 60% RH. Dalam
kondisi ini film bisa dilestarikan sampai sekitar 50 tahun untuk film berwarna,
100 tahun untuk film hitam putih. Untuk bisa mempertahankan film berwarna hingga
berusia 100 tahun temperaturnya harus 0 derajat Celcius dengan kelembaban ruang
sekitar 40% RH. Cool storage serupa itu 'impiannya' akan dibangun di luar kota
yang memiliki temperatur tidak sepanas Jakarta. Itu untuk menyimpan film arsip.
Sedang ditempat yang sekarang hanya untuk menyimpan copy putar (screening copy).
Di ruang perpustakaan tersedia tempat membaca buku dan untuk menyaksikan
video. Sedang untuk acara pemutaran film tersedia preview room yang memiliki
kapasitas 150 - 200 orang dan gedung bioskop berkapasitas 500 orang yang
didukung dengan teknologi digital, mungkin yang paling modern di Indonesia
dewasa ini.
Berbeda dengan Arsip Film pada umumnya yang semata-mata hanya sebagai
pelestarian karya bermutu, Sinematek Indonesia sengaja dijadikan juga sarana
bagi perkembangan film nasional. Oleh karena itu prioritas perhatiannya hanya
kepada film dalam negeri dan menghimpun semua data dan informasi yang berguna
bagi tujuan diatas.
Karena fungsi khusus Sinematek Indonesia di atas tersebut, maka jenis
koleksi film dan koleksi dokumentasinya menjadi berbeda dengan arsip film pada
umumnya di dunia. Sinematek Indonesia akan menyimpan film Indonesia apa saja
yang bisa didapat, tanpa seleksi. Karena film sejelek apa pun ternyata mempunyai
nilai sebagai bahan studi untuk kepentingan perfilman nasional, bahkan untuk
berbagai disiplin ilmu.
Sinematek Indonesia juga menghimpun juga peraturan-peraturan pemerintah
tentang organisasi, kasus-kasus bahkan surat undangan preview dan alat promosi.
Di perpustakaan Sinematek Indonesia bisa ditemui semua skenario film sejak
tahun 1970-an hingga dewasa ini. Perpustakaan Sinematek Indonesia terbuka bagi
siapa saja dan tanpa memungut bayaran, bahkan orang tidak usah menjadi anggota.
Pengunjung perpustakaan Sinematek Indonesia adalah mahasiswa sekolah film,
wartawan, orang film dan para peneliti. Tidak sedikit sarjana yang berhasil
ditolong menyelesaikan thesis doktoralnya. Bukan hanya mengenai film, tapi juga
untuk bidang politik, sastra dan lain sebagainya.
Koleksi film telah memungkinkan Indonesia bisa ikut dalam berbagai acara
panorama di festival-festival film international. Di dalam negeri pemanfaatannya
masih terbatas untuk klub-klub film yang jumlahnya belum memadai, atau untuk
menunjang acara peningkatan apresiasi di kampus-kampus oleh Departemen
Penerangan RI. Pemutaran film oleh Sinematek Indonesia sendiri dilakukan
berdasar kerjasama dengan Kine Klub Pusat Perfilman. Kerjasama lainnya adalah
dengan Arsip Nasional dan Perpustakaan Nasional dalam pengarsipan film.
Alamat Sinematek Indonesia :
Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, lantai 4
Jl. HR. Rasuna Said, kav. C-22, Kuningan - Jakarta 12940
Telepon : 021 - 526 8455, Fax : 526 8454, e-mail : snematek@indosat.net.id
Sumber : http://www.pphui.or.id/
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|