Sjumandjaja lahir di Jakarta 5 Agustus 1933, meninggal dunia di Jakarta,
19 Juli 1985. Pendidikan : SLA Taman Siswa, Institut Sinematografi Moscow, Rusia
(lulus 1965). Selepas SLA mulai menulis cerpen, sajak dan kritik sastra. Lalu
iseng-iseng main film dalam beberapa peranan kecil. Tahun 1956 cerpen,
“Keroncong Kemayoran” dijadikan film oleh PT. Persari dengan judul Saodah. Lalu
dia bekerja di studio tersebut di departemen penulisan yang dipimpin Asrul Sani.
Tahun 1957 dia menjadi Asisten Sutradara dalam pembuatan
Anakku Sajang. Setahun kemudian dia mendapat bea siswa untuk belajar di Moscow,
yang ditempuhnya sampai 1965. Lulus dengan film karya akhir dengan judul
Bayangan, yang diangkat dari karya penulis novel Amerika Erskin Caldwell. Ia
lulus dengan predikat “sangat memuaskan”, hingga dia merupakan orang ke-7 yang
lulus dalam predikat tersebut dan orang non-Rusia pertama. Tapi sekembali ke
Indonesia, pekerjaan yang ditanganinya adalah sebagai birokrat. Direktur Film di
Departemen Penerangan. (1967-1968). Pada masa jabatannya itu Direktorat Film
cukup banyak melahirkan tindakan yang penting bagi pengembangan perfilman.
Antara lain diadakannya seminar penyiapan UU Perfilman (UU ini sendiri baru
lahir tahun1992) dan Dewan Produksi Film Nasional (1968) yang membuat film
percontohan guna mengubah orientasi para pembuat di lapangan, yang waktu itu
sedang dilanda film kodian dan “kotor”. Lepas dari jabatan kantoran itu, ia
mulai aktif menulis sambil sesekali main. Dari tangannya lahir sekitar 30
skenario, dua memenangkan Piala Citra, Laila Majenun (FFI 1976) dan Si Doel Anak
Modern (FFI 1977). Ceritanya Kerikil-Kerikil Tajam mendapat Citra pada FFI 1985.
Karir sutradaranya dimulai dalam film film Lewat Tengah Malam (1971). Di bidang
ini ia menghasilkan dua Piala Citra, yakni Si Doel Anak Modern pada FFI 1977 dan
Budak Nafsu pada FFI 1984. Sjuman pernah juga berperan dalam beberapa buah film
sebagai pemain pembantu. Dia mendirikan perusahaan PT. Matari Film pada tahun
1973 dengan produksi pertamanya Si Doel Anak Betawi. Film ini menaikkan nama
aktor (cilik) Rano Karno, dan dan ke “Betawi”an di dunia film & sinetron. Semua
film yang dia sutradarai, skenario ditulisnya sendiri. Dan kecuali film
pertamanya, maka semua film Sjuman dibuat oleh perusahaannya sendiri.
Sjuman adalah pekerja keras. Pada awal tahun 1980-an, Sjuman
yang fisiknya memang kurang kukuh kesehatannya mulai merosot. Ia pernah tiba
pada keadaan kritis, tapi bisa kembali bertahan dan bikin film lagi, dan tanggal
19 Juli 1985, Sjuman meninggal dipenghujung pembuatan Opera Jakarta.
Sutradara/Skenario : Lewat Tengah Malam (1971), Si Mamad
(1973), Atheis (1974), Si Doel Anak Betawi (1973), Si Doel Anak Modern (1976),
Pinangan (1976), Kabut Sutra Ungu (1979), Bukan Sandiwara (1980), R.A. Kartini
(1982), Kerikil-Kerikil Tajam (1984), Opera Jakarta (1985), Budak Nafsu (Fatima)
(1983), Laila Majenun (1975), Gadis Marathon ( 1981), Pengantin Remaja (1971),
Yang Muda Yang Bercinta (1977), Kekasihku Ibuku 1971), Cinta Remaja (1974),
Darah Muda (1977), Yoan (1977), Arwah Komersil Dalam Kampus (1977), Siulan
Rahasia (1977), Ach Yang Bener … (1979), Bukan Impian Semusim (1981), Selamat
Tinggal Duka (1980), Permainan Bulan Desember (1980) , Jimat Benyamin (1973),
Beranak Dalam Kubur (1971), Nji Ronggeng (1969), Saodah (1956), Jang Djauh
Dikaki Lelaki (1971), Lorong Hitam (1971), Mama (1972), Hati Selembut Salju
(Garis-Garis Cakrawala) (1982), Gitar Tua Oma Irama (1977), Terang Bulan
Ditengah Hari (1988), Flamboyant (1972) Sebagai Pemain : Perawan Buta (1971), Si
Doel Anak Betawi (1973), Si Doel Anak Modern (1976), Anjing-Anjing Gladak
(1972), Budak Nafsu (Fatima) (1983), Ombaknya Laut Mabuknya Cinta (1978), Lewat
Tengah Malam (1971), Hati Selembut Salju (Garis-Garis Cakrawala) (1981), Si
Bongkok (1972), Jang Djatuh Dikaki Lelaki (1971).
Sumber : Buku Apa Siapa Orang Film Indonesia (terbitan Direktorat Pembinaan Film dan Rekaman Video)