Detail Cantuman
 
 
 
Kembali ke Daftar >
 
 
 
 
 
Judul
:
Di tangan borjuis Kelontong Film hanya barang dagangan 
Bahasa
:
ind 
     
Abstrak
:
Sinematografi di Indonesia lahir dan berkembang di bawah kegiatan mereka yang bukan seniman film dan berada di bawah kegiatan bisnis, tepatnya di bawah kekuasaan orang bisnis kelas kelontong sehingga film tidak lebih seperti barang dagangan. Memperdagangkan film adalah memperdagangkan mimpi, sedangkan film tidak dapat dianggap sebagai barang utiliter atau barang konsumsi. Film Indonesia sendiri belum membumi seperti film-film Hong Kong ataupun Hollywood. Dengan kondisi itu, Menteri Penerangan mulai mewajibkan memutar film Indonesia sehingga orang mulai menggemari film Indonesia, bahkan mulai dibentuk Lembaga Film Nasional.
 
 
 
Kata Kunci
:
Sinematografi, Film, Lembaga Film Nasional
Sumber
:
Analisa, 24 Juli 1977
 
 
 
Dokumen Teks Lengkap
:
ANALISA_19770724.PDF (291783 bytes)

Catatan : Anda harus memiliki aplikasi pembaca dokumen PDF untuk dapat membuka dokumen ini.

 
 
Kembali ke Daftar >
 
 
 
Pemutakhiran

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jl. Salemba Raya 28A Kotak Pos 3624
Jakarta 10002 - Indonesia

Jam Layanan

Senin - Jumat : 09.00 - 15.00 (WIB)

Kontak Kami

(021) 929 209 79
(021) 392 7919; (021) 319 084 79 (fax)
info@perpusnas.go.id

Pernyataan Privasi | Ketentuan Penggunaan©2015 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia